Selasa, 01 Februari 2011

Mentarbiyah Dengan Cinta

DR. Maisarah Thahir berkata: Sarana tarbiyah dengan cinta, atau bahasa cinta, atau abcd cinta, ada delapan:

1. Kosa kata cinta

2. Pandang mata cinta

3. Suapan cinta

4. Sentuhan cinta

5. Selimut cinta

6. Pelukan cinta

7. Ciuman cinta

8. Senyum cinta

Pertama: Kosa kata cinta

Berapa kosa kata cinta kita ucapkan kepada anak-anak kita?

Dalam sebuah kajian dikatakan: seorang anak dari bayi sampai ABG telah mendengar tidak kurang dari 16 ribu kosa kata buruk, namun, ia hanya mendengar ratusan kosa kata baik!

Image yang tergambar dalam pikiran seorang anak tentang dirinya merupakan salah satu hasil dari omongan yang didengarnya, seakan sebuah kosa kata adalah sebuah kuas di tangan seorang pelukis, bisa jadi ia melukiskannya dengan warna hitam, bisa juga melukiskannya dengan berbagai warna indah. Jadi, kosa kata-kosa kata yang ingin kita ucapkan kepada anak-anak kita, harus yang baik, kalau tidak baik, jangan kita ucapkan.

Sebagian orang tua, sebagian kosa katanya (merendahkan, menjelek-jelekkan, merendahkan ciptaan Allah), akibatnya terhadap anak adalah (mengurung diri, permusuhan, ketakutan, tidak percaya diri).

Minggu, 30 Januari 2011

Sahabat-ku

Apa Sih NU itu

…………………" NU "……………….
Orang Indonesia Bertanya : Apa sih NU itu……...…….?
Orang Madura Bertanya : Saungkunah NU jiyeh apa rah kah……?
Orang Sudan Bertanya : ما هي جمعية نهضة العلماء..............؟
Orang Sunda Bertanya : Ari NU teh Naon……?
Orang Inggris Bertanya : What is NU…?
Orang Betawi Bertanya : NU itu Ape Sih……….?
Orang Jawa Bertanya : Opo sih NU iku…………?
(Rangkuman singkat " Muhammad Shohib Rifa'i " untuk mengenal NU di era Moderen dan sebagai benteng warga NU agar tidak mudah diajak masuk oleh kelompok/aliran/partai politik yang tidak sejalan dengan NU)
MUQADDIMAH
Tidak terasa sudah 85 tahun umur Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi sosial keagamaaan (jam‘iyah diniyah ijtima‘iyah) berdiri. Tidak dipungkiri pula jika organisasi yang didirikan KH Hasyim Asy’ari (Sebagai Rois Akbar NU) pada tanggal 31 Januari 1926 itu telah memberi warna kehidupan negera Indonesia dan tidak dipungkiri juga bahwa PCI-NU SUDAN dalam perannya ikut membantu KBRI Khartoum Sudan, Ini bisa dilihat dari kegiatan dan program PCI-NU SUDAN. Umur 85 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Berbagai dinamika mewarnai perjalanan NU selama kurun waktu itu.
Maka dari itu kita harus tau lebih dalam sejarah NU sehinggah kita sebagai warga NU faham perjuangan NU dari masa ke masa. Lebih dari itu kita harus faham tentang NU dan bisa memahamkan kepada sekeliling kita tentang NU itu sendiri. Dan kita harus bisa membedakan antara ORMAS (Organisasi Kemasyarakatan) dan PARPOL (Partai Politik) termasuk kita harus tau organisasi Kemahasiswaan dan organisasi kekeluargaan. Semoga dengan merayakan Harla NU yang ke-85 ini, kita semakin CINTA kepada NU dan bisa merasakan pentingnya berorganisasi. Melalui tulisan ini penulis mencoba untuk mengurai perjalanan NU hingga konteks kekinian.

1.APA SIH NU ITU………..?
- NU adalah Singkatan dari Nahdlatul Ulama.
- NU adalah organisasi keagamaan sekaligus organisasi kemasyarakatan terbesar dalam lintasan sejarah bangsa Indonesia, mempunyai makna penting dan ikut menentukan perjalanan sejarah bangsa Indonesia, NU lahir dan berkembang dengan corak dan kulturnya sendiri. Seagai organisasi berwatak keagamaan Ahlussunnah Wal Jama'ah, maka NU menampilkan sikap akomodatif terhadap berbagai madzhab keagamaan yang ada di sekitarnya. NU tidak pernah berfikir menyatukan apalagi menghilangkan mazdhab-mazdhab keagamaan yang ada. Dan sebagai organisasi kemasyarakatan, NU menampilkan sikap toleransi terhadap nilai-nilai lokal. NU berakulturasi dan berinteraksi positif dengan tradisi dan budaya masyarakat lokal. Dengan demikian NU memiliki wawasan multikultural, dalam arti kebijakan sosialnya bukan melindungi tradisi atau budaya setempat, tetapi mengakui manifestasi tradisi dan budaya setempat yang memiliki hak hidup di Republik tercinta ini. Sikap ini sesuai dengan inti faham keislaman NU yang sejalan dengan dengan hadis Nabi Muhammad SAW : Al-hikmatu dlaallatul mu'min, fahaitsu wajadaha fahuwa ahaqqu biha. Hikmah atau nilai-nilai positif untuk umat Islam, darimanapun asalnya ambillah karena itu miliknya umat Islam. Proses akulturasi tersebut telah menampilkan wajah Islam yang berkeindonesiaan, wajah yang ramah terhadap nilai budaya lokal dan terbuka dengan nilai-nilai universal yang positif. NU juga menghargai perbedaan agama, tradisi, dan kepercayaan, yang merupakan yang merupakan warisan budaya Nusantara. Sikap yang demikian inilah yang memudahkan NU diterima di semua lapisan masyarakat di seluruh kepulauan Nusantara. (Lihat di buku hasil-hasil muktamar NU, Pidato Rais Aam PBNU KH. A.M. Sahal Mahfudz Pada Pembukan Muktamar ke-32).

Jumat, 29 Oktober 2010

Kriteria Memilih Pasangan Hidup

Setelah kita mengetahui tentang tujuan menikah maka Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk berhati-hati dalam memilih pasangan hidup karena hidup berumah tangga tidak hanya untuk satu atau dua tahun saja, akan tetapi diniatkan untuk selama-lamanya sampai akhir hayat kita.

Muslim atau Muslimah dalam memilih calon istri atau suami tidaklah mudah tetapi membutuhkan waktu. Karena kriteria memilih harus sesuai dengan syariat Islam. Orang yang hendak menikah, hendaklah memilih pendamping hidupnya dengan cermat, hal ini dikarenakan apabila seorang Muslim atau Muslimah sudah menjatuhkan pilihan kepada pasangannya yang berarti akan menjadi bagian dalam hidupnya. Wanita yang akan menjadi istri atau ratu dalam rumah tangga dan menjadi ibu atau pendidik bagi anak-anaknya demikian pula pria menjadi suami atau pemimpin rumah tangganya dan bertanggung jawab dalam menghidupi (memberi nafkah) bagi anak istrinya. Maka dari itu, janganlah sampai menyesal terhadap pasangan hidup pilihan kita setelah berumah tangga kelak.

Lalu bagaimanakah supaya kita selamat dalam memilih pasangan hidup untuk pendamping kita selama-lamanya? Apakah kriteria-kriteria yang disyariatkan oleh Islam dalam memilih calon istri atau suami?